Sebuah Cerita Motivasi tentang Penebang kayu yang menebang kayu dan
kapaknya. Baca ini agar anda termotivasi...
Dan jangan pernah lupa, buka lah pikiran anda. Karena pikiran anda adalah laksana parasut. Dia tidak akan berfungsi saat anda Tak membukanya.
KISAH
Seorg penebang kayu, bekerja setiap hari menebang kayu dengan penuh semangat untuk dijual. Setiap pagi dia pergi ke
hutan dan pulang menjelang matahari terbenam. Sesampai di rumah dia istirahat
untuk menunggu hari esok.
Maka saat matahari terbit menyinari pandanganya, dia kembali pergi ke hutan untuk
menebang kayu kembali dengan penuh semangat.
Hal tersebut dia lakukan terus menerus tanpa henti dari hari ke hari. Namun lama-kelamaan ada hal yang lain yang ia sadari. Ia sadar bahwa hasil
tebangannya mulai menurun tiap harinya. Lambat tetapi pasti, kayu yang dia bawa pulang
berkurang terus dari hari ke hari.
Melihat hasil yang berkurang terus menerus, dia
memutuskan untuk menambah jam kerjanya. Dia pergi lebih pagi dan pulang lebih
sore. Awalnya, dengan penambahan jam kerja tersebut, hasil tebangannya sedikit
bertambah. Namun setelah beberapa lama berkurang kembali seperti semula,
seakan penambahan waktu tidak ada gunanya. Bahkan suatu waktu hasil
tebangan yang dilakukan secara lembur hasilnya lebih sedikit dibanding
penebangan yang dia lakukan pada saat awal karir dia sebagai penebang kayu.
Sampai suatu saat dia bertemu dengan seorang penebang kayu lainnya. Penebang kayu yang baru dikenalnya itu menggunakan jenis kapak yang sama
dan waktu yang digunakan untuk menebang juga sama. Tetapi hasil yang diperoleh penebang tersebut tidak pernah menurun. Ini membuat dia merasa
keheranan, mengapa hasil produksinya menurun sementara temannya tidak?
Akhirnya dia menanyakan rahasia kepada teman barunya itu, bagaimana agar
hasil tebangannya tidak menurun.
Temannya menjawab, bahwa rahasianya sangat
sederhana, dia rajin mengasah kapaknya agar selalu tajam. Namun penebang itu
menjawab bahwa dia tidak punya waktu untuk mengasah kapaknya, dia sibuk
untuk mengejar jumlah produksi agar bisa mendapatkan uang untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Maka penebang kayu baru yang bijak itu berkata,
"Kamu memang menghabiskan beberapa waktu
untuk mengasah kapakmu. Tetapi waktu yang kamu gunakan untuk mengasak
kapak akan terganti, sebab kamu akan menebang kayu lebih cepat."
Apa yang bisa kita ambil dari cerita di atas...
Adalah bahwa kitapun sebenarnya memiliki kapak kita sendiri yang harus di asah dan bukan terkekang mengejar finish kita.
Sebagai mahasiswa, Ketika menghadapi ujian pun terkadang kita lupa. Kita terlalu pusing mengejar Ujian kita, memaksakan diri untuk belajar keras demi kata lulus sehingga kita melupakan "Kapak" kita. Yaitu Doa.
Kita Lupa bahwa janji allah untuk memudahkan urusan urusan manusia bagi mereka yang senantiasa membaca ayat-ayatnya.
Kita lupa akan janji-Nya tentang balasanya berlipat-lipat bagi tiap sedekah kita.
Sedangkan Allah adalah zat yang tak pernah ingkar dari janji-Nya.
kapaknya. Baca ini agar anda termotivasi...
Dan jangan pernah lupa, buka lah pikiran anda. Karena pikiran anda adalah laksana parasut. Dia tidak akan berfungsi saat anda Tak membukanya.
KISAH
Seorg penebang kayu, bekerja setiap hari menebang kayu dengan penuh semangat untuk dijual. Setiap pagi dia pergi ke
hutan dan pulang menjelang matahari terbenam. Sesampai di rumah dia istirahat
untuk menunggu hari esok.
Maka saat matahari terbit menyinari pandanganya, dia kembali pergi ke hutan untuk
menebang kayu kembali dengan penuh semangat.
Hal tersebut dia lakukan terus menerus tanpa henti dari hari ke hari. Namun lama-kelamaan ada hal yang lain yang ia sadari. Ia sadar bahwa hasil
tebangannya mulai menurun tiap harinya. Lambat tetapi pasti, kayu yang dia bawa pulang
berkurang terus dari hari ke hari.
Melihat hasil yang berkurang terus menerus, dia
memutuskan untuk menambah jam kerjanya. Dia pergi lebih pagi dan pulang lebih
sore. Awalnya, dengan penambahan jam kerja tersebut, hasil tebangannya sedikit
bertambah. Namun setelah beberapa lama berkurang kembali seperti semula,
seakan penambahan waktu tidak ada gunanya. Bahkan suatu waktu hasil
tebangan yang dilakukan secara lembur hasilnya lebih sedikit dibanding
penebangan yang dia lakukan pada saat awal karir dia sebagai penebang kayu.
Sampai suatu saat dia bertemu dengan seorang penebang kayu lainnya. Penebang kayu yang baru dikenalnya itu menggunakan jenis kapak yang sama
dan waktu yang digunakan untuk menebang juga sama. Tetapi hasil yang diperoleh penebang tersebut tidak pernah menurun. Ini membuat dia merasa
keheranan, mengapa hasil produksinya menurun sementara temannya tidak?
Akhirnya dia menanyakan rahasia kepada teman barunya itu, bagaimana agar
hasil tebangannya tidak menurun.
Temannya menjawab, bahwa rahasianya sangat
sederhana, dia rajin mengasah kapaknya agar selalu tajam. Namun penebang itu
menjawab bahwa dia tidak punya waktu untuk mengasah kapaknya, dia sibuk
untuk mengejar jumlah produksi agar bisa mendapatkan uang untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Maka penebang kayu baru yang bijak itu berkata,
"Kamu memang menghabiskan beberapa waktu
untuk mengasah kapakmu. Tetapi waktu yang kamu gunakan untuk mengasak
kapak akan terganti, sebab kamu akan menebang kayu lebih cepat."
Apa yang bisa kita ambil dari cerita di atas...
Adalah bahwa kitapun sebenarnya memiliki kapak kita sendiri yang harus di asah dan bukan terkekang mengejar finish kita.
Sebagai mahasiswa, Ketika menghadapi ujian pun terkadang kita lupa. Kita terlalu pusing mengejar Ujian kita, memaksakan diri untuk belajar keras demi kata lulus sehingga kita melupakan "Kapak" kita. Yaitu Doa.
Kita Lupa bahwa janji allah untuk memudahkan urusan urusan manusia bagi mereka yang senantiasa membaca ayat-ayatnya.
Kita lupa akan janji-Nya tentang balasanya berlipat-lipat bagi tiap sedekah kita.
Sedangkan Allah adalah zat yang tak pernah ingkar dari janji-Nya.
Baca Juga :
Daftar Artikel Blog
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق